GMI

Gugus.id – Gereja Metodis Injili (GM Injili) menggelar Sidang Sinode yang dibuka Selasa (14/3/2023) di Kota Bandung, Jawa Barat. Sidang sinode yang sedianya akan dilaksanakan dalam dua hari ini digelar di Hotel Ahadiat, Kota Bandung.

Sejumlah tokoh agama Kristen hadir dalam pembukaan sidang sinode diantaranya Pembimbing Masyarakat Kristen (Pembimas) Jawa Barat Harapan Nainggolan, Ketua PGLII Ronny Mandang, dan Ketua PGIW Jawa Barat RAL Tobing.

Sekretaris Umum Sinode GM Injili, Togu Manahan Hutagalung mengatakan sidang sinode ini mengharapkan kesatuan hati pada pelayanan GM Injili di tengah masyarakat. “Dari sidang sinode ini diharapkan membangun dan menyatukan kembali motivasi dalam pelayanan GM Injili di Indonesia”, kata Togu Hutagalung. Sebab, lanjutnya, selalu muncul tantangan dalam diri pelayan-pelayan gereja untuk kepentingan-kepentingan pribadi.

Sidang sinode GM Injili ini mengagendakan rekonsolidasi, sosialiasi, dan perumusan program kerja GM Injili. Togu Hutagalung mengatakan kepengurusan Sinode GM Injili tertuang dalam Surat Keputusan yang memiliki kekuatan hukum melalui Akta Notaris tertanggal 30 Mei 2022 tentang Susunan Majelis Pekerja Harian (MPH) GM Injili.

“Keputusan SK ini yang akan kami sosialisasikan dalam sidang sinode sekaligus perumusan program kerja”, katanya.

Tantangan Gereja

Sementara itu Ketua Umum Sinode GM Injili, Jacob M. Rattu mengatakan GM Injili harus menunjukan kebersamaan yang luar biasa walau dinamis. “Apapun yang terjadi harus tetap bisa bersatu demi kemuliaan Tuhan”, ujarnya.

Pembimas Kristen Jawa Barat, Harapan Nainggolan menyampaikan tantangan internal gereja dalam pembenahan legalitas dan tertib administrasi yang masih lemah. “Saat ini banyak sinode yang tidak tertata dalam administrasi dan legalitas terkait pendataan ulang badan hukum”, ujar Harapan Nainggolan. Dampaknya, lanjut Harapan, banyak gereja lokal yang tidak mendaftarkan diri ke Bimas Kristen sehingga tidak bisa dilayani.

Tantangan Kristen juga disampaikan Ketua Umum PGLII Ronny Mandang yang menyampaikan kehadiran Artificial Intelligent dalam pelayanan di gereja sehingga sangat mungkin peran pendeta akan digantikan oleh teknologi robotik. Selain itu gereja juga berpotensi kosong dengan kehadiran Digital Church (gereja digital) menjadi tantangan yang harus disikapi sejak dini.

Sidang sinode GM Injili ini dihadiri hampir seluruh GM Injili wilayah se-Indonesia. “GM Injili selain pelayanan gereja juga mengemban pelayanan misi dan pelayanan khusus baik di sekolah, kampus, juga di berbagai institusi termasuk institusi militer”, kata Togu Hutagalung.

GM Injili memulai pelayanan di Indonesia sejak tahun 1964 dimulai ketika Pdt. Dr. W. Stanley Heat masuk ke Indonesia dari Amerika Serikat. Setelah melalui proses panjang maka pada 14 November 1978 mendapat pengakuan dan disahkan pemerintah RI melalui Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama).

Saat ini GM Injili menjadi bagian dari Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili (PGLII) dan anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) wilayah Jawa Barat. (Gi01)

Sumber berita:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *